Strategi Menghadapi Tantangan Pasca Pertemuan Sultan dan CS dengan Prabowo dalam Pemilihan Paket Pimpinan DPD RI

Foto-INT/IST-Sugiyanto (SGY)-Emik

MESKI pertemuan antara Sultan dan Prabowo membawa potensi tantangan, dengan penerapan strategi yang cerdas dan terarah, AA LaNyalla masih memiliki peluang untuk memenangkan pemilihan pimpinan DPD RI

Oleh : Sugiyanto (SGY)
Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat)

Pemilihan pimpinan setelah pelantikan 152 anggota baru Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI pada 1 Oktober 2024, menghadirkan dua paket yang saling bersaing. Paket Pimpinan Sultan dan Cum Suis (CS), serta Paket Pimpinan AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dan kawan-kawan

Pertemuan antara Sultan Baktiar Najamuddin dan teman-teman dengan Prabowo Subianto pada 24 September 2024 memberi anggapan bahwa Paket Pimpinan Sultan dan CS mendapat dukungan dari presiden terpilih. Opini ini dapat memengaruhi dinamika politik di internal DPD RI, sehingga menjadi tantangan bagi Paket Pimpinan AA LaNyalla. 

Untuk menghadapi tantangan tersebut, tim AA LaNyalla setidaknya perlu menerapkan lima langkah strategi. 

Langkah strategi pertma yaitu, netralisasi opini publik. Dalam hal ini, opini publik yang muncul setelah pertemuan Sultan dan kawan-kawan dengan Prabowo perlu dinetralkan. Jika tidak ditangani dengan baik, opini ini dapat melemahkan dukungan terhadap AA LaNyalla. Tim harus terus mengkomunikasikan bahwa pemilihan pimpinan DPD RI seharusnya tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak manapun.

Kedua, penguatan narasi kepemimpinan otonom. Dalam konteks ini, Tim AA LaNyalla harus menekankan pentingnya kepemimpinan yang otonom dan independen di DPD RI. Narasi ini perlu diperkuat bahwa lembaga tersebut tidak seharusnya tunduk pada pengaruh eksekutif, melainkan fokus pada kepentingan daerah.

Ketiga, strategi komunikasi proaktif. Langkah strategi komunikasi yang proaktif dan terencana sangat penting. Tim AA LaNyalla perlu menyampaikan pesan-pesan mereka secara efektif melalui berbagai saluran, termasuk media, forum internal, dan pendekatan langsung kepada anggota DPD RI yang baru dilantik.

Keempat, membangun aliansi solid. Dalam konteks ini, membangun aliansi internal yang kuat di DPD RI sangat diperlukan. AA LaNyalla harus segera membentuk blok dukungan yang solid dengan berkomunikasi intens dengan kelompok-kelompok berpengaruh di lembaga tersebut. Selain itu, mereka juga harus melibatkan tokoh-tokoh penting di luar DPD yang dapat membantu mempengaruhi hasil pemilihan.

Langkah strategi kelima yakni, membuat program menonjol dan solutif. Program-program inovatif yang solutif dan relevan dengan isu-isu daerah dapat menjadi kunci menarik dukungan. AA LaNyalla dan timnya harus merancang program-program yang konkret dan berfokus pada penyelesaian masalah nyata yang dihadapi daerah.

Meski pertemuan antara Sultan dan Prabowo membawa potensi tantangan, dengan penerapan strategi yang cerdas dan terarah, AA LaNyalla masih memiliki peluang untuk memenangkan pemilihan pimpinan DPD RI. Konsistensi dalam menyampaikan pesan, membangun dukungan internal, serta mempresentasikan program yang relevan akan sangat penting untuk memastikan keberhasilan paket mereka.

Pada akhirnya, publik berharap agar pemilihan pimpinan DPD RI ini berlangsung demokratis dan transparan, tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Artikel saya ini bertujuan untuk menepis opini negatif atau tuduhan duggaan Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak netral karena karena telah bertemu dengan Paket Pimpinan DPD-RI Sultan dan CS. Hal ini lantaran, saya adalah pendukung Prabowo Subianto saat Pilpres pada Februari 2024 lalu.